Kamis, 01 Juli 2010

Mengelola Kemarahan di Tempat Kerja

by RO


Banyak alasan pekerjaan yang bisa membuat Anda kehilangan kontrol akan emosi Anda dan �meledak� di tempat kerja. Tekanan pekerjaan, stress yang berkepanjangan, rekan kerja yang tidak kooperatif adalah sedikit dari banyak sebab yang bisa memicu kemarahan Anda.

Marah mungkin adalah reaksi awal yang paling mungkin timbul ketika Anda menemukan hal yang tidak sesuai dengan standar atau harapan Anda terhadap hasil kerja tim atau rekan kerja bahkan atasan Anda sendiri. Gejala yang muncul ketika Anda marah adalah detak jantung yang meningkat naik, wajah terasa panas dan rahang menjadi tegang. Beberapa orang melampiaskan kemarahan dengan memukul meja, membanting pintu. Ada juga yang menuliskan angry email yang isinya unek-unek kepada yang bersangkutan atau bahkan sangat mungkin mengkonfrontasi langsung kemarahan kepada orang tersebut.

Apapun trigger dan bentuk pelampiasan kemarahan Anda, hal pertama yang harus Anda sadari adalah bahwa kemarahan tidak akan menyelesaikan masalah yang sudah ada. Malah cenderung menciptakan masalah yang baru karena tanpa disadari Anda bisa saja mengeluarkan kata-kata tidak sepatutnya.

Marah, sama dengan bentuk emosi lainnya bisa dan sebaiknya dikontrol. Apalagi bila emosi ini yang berkaitan dengan lingkungan dan rekan kerja. Selain timbulnya masalah baru yang muncul, marah juga menimbulkan stress yang pada akhirnya berdampak pada produktifitas dan performa kerja Anda.

Tips apa yang bisa membantu mengelola kemarahan Anda?

1. Breathing technique

Ketika Anda merasa dorongan untuk marah, jangan segera bereaksi atau defensif terhadap pemicu kemarahan. Cobalah untuk diam dan bernafaslah perlahan-lahan. Rasakan setiap tarikan nafas Anda dan hitung perlahan-lahan. Cobalah untuk merilekskan tubuh dan pikiran Anda sebelum menganalisa masalah yang ada. Tekhnik ini memberikan kesempatan untuk meminimalisir dampak dari kemarahan yang mungkin timbul nantinya.

2. Dalam pikiran cobalah visualisasikan tempat yang bisa menenangkan.

Seperti tepi pantai yang tenang, padang rumput yang luas. Setiap orang umumnya mempunyai visualisasi yang berbeda tentang tempat dan situasi yang menenangkan.

3. Analisa pemicu kemarahan Anda dengan mengajukan pertanyaan ini; apakah kesalahan ini memang disengaja untuk membuat saya marah? Kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Masalah yang ditimbulkan biasanya karena ketidaksengajaan atau kecerobohan. Daripada menghabiskan energi untuk melampiaskan amarah, lebih baik Anda menggunakan energi Anda untuk memperbaiki dampak dari kesalahan tersebut.

4. Bayangkan jika Anda yang berada di posisi orang yang telah membuat Anda marah.

Apakah Anda akan marah kepada diri Anda sebesar kemarahan Anda pada orang tersebut?

5. Pikirkan konsekuensi terburuk yang Anda terima jika Anda melampiaskan kemarahan Anda sekarang.

Jika ternyata membahayakan posisi dan kredibilitas Anda, maka pikir masak-masak sebelum Anda �memuntahkan� amarah Anda.

Marah adalah hal yang manusiawi, tapi kalau Anda selalu marah, atau gampang marah bahkan selalu marah dan seringkali tips diatas gagal untuk mengendalikan kemarahan Anda, maka sudah saatnya Anda melihat ke dalam diri Anda sendiri dan mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahlinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar